Soekarno-Hatta, sang dwitunggal. Dua kata yang begitu saling melekat menjadi satu. Soekarno dan Hatta, Hatta dan Soekarno seperti sudah menjadi satu paket kata yang tak terpisahkan. Begitulah dua orang sahabat itu selalu digambarkan merupakan pasangan yang satu hati dan satu visi. Namun demikian, hubungan Soekarno dan Hatta ternyata tak selamanya berjalan mulus. Ada beberapa hal yang menyebabkan tanggalnya hubungan dwitunggal. Buku yang ditulis oleh Mohammad Hatta ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka sudah tak lagi satu hati dan satu visi.
Meskipun masih bersahabat, Hatta tak segan menyampaikan kritik-kritik berat terhadap Soekarno. Buku yang ditulis pada tahun 1960 ini memang cukup tipis, hanya terdiri dari sekitar 35 halaman. Namun, kritik-kritik yang disampaikan Hatta tentu saja tidak setipis jumlah halaman buku ini. Kritik-kritik Hatta terutama tertuju pada pelaksanaan Demokrasi Terpimpin “ciptaan” Soekarno yang menurutnya tak lain dan tak bukan adalah sistem diktator. Tak heran, pada akhirnya Demokrasi Kita menjadi salah satu buku yang dilarang beredar saat rezim Soekarno berkuasa.
Hatta menilai bahwa Soekarno terlalu banyak menyimpang dari konstitusi. Beberapa hal yang disorot oleh Hatta adalah tindakan Soekarno yang membubarkan konsituante lalu membentuk DPR yang anggotanya dipilih sendiri olehnya. Tentu saja anggota DPR bentukan Soekarno didominasi oleh simpatisannya sendiri. Penyimpangan-penyimpangan ini dilaksanakan dengan dalih “Revolusi Belum Selesai”. Oleh sebab itu, Soekarno sebagai “Pemimpin Besar Revolusi” berhak melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan agar revolusi Indonesia dapat menciptakan Indonesia yang adil dan makmur.
Hatta menilai bahwa idealisme yang dicita-citakan Soekarno sungguh jauh berbeda dengan realita yang ada.
“Apabila Mephistopheles berkata, bahwa dia adalah ein Teil jener Kräfte, die stets das Bose will und stets das Gute schafft—satu bagian dari suatu tenaga yang selalu menghendaki yang buruk dan selalu menghasilkan yang baik— Soekarno adalah kebalikan dari gambaran itu.”
Saya sendiri takjub dengan kritik-kritik Hatta yang begitu tajam, rak nganggo tedeng aling-aling. Hatta juga memprediksi bahwa pemerintahan diktator melalui sistem Demokrasi Terpimpin tak akan bertahan lama karena “sejarah dunia memberi petunjuk pula, diktator yang bergantung pada kewibawaan seseorang tidak lama umurnya.” Demikianlah, bagaimana saat itu demokrasi bangsa Indonesia sedang menghilang untuk sementara waktu. Meskipun demikian, “sejarah“, kata Hatta, “memberi harapan juga kepada manusia. Suatu barang yang bernilai seperti demokrasi baru dihargai apabila hilang sementara waktu. Asal bangsa kita mau belajar dari kesalahannya dan berpegang kembali kepada ideologi negara dengan jiwa yang murni, insya Allah, demokrasi yang tertidur sementara akan bangun kembali.”
Soekarno dan Demokrasi Terpimpin memang telah runtuh sebagaimana diprediksi oleh Hatta. Ia hanya bertahan selama lima tahun sejak buku ini pertama kali ditulis. Namun demikian, apakah demokrasi yang sejatinya lebih mirip sistem diktator itu sudah benar-benar hancur lebur tak bersisa atau justru tumbuh kembali melalui rezim dan kedok yang berbeda?
Casino Royale - Live Dealer Games - Virgin Games
ردحذفCasino Royale https://febcasino.com/review/merit-casino/ is worrione.com a https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ live bsjeon.net casino with a large, eclectic portfolio of casino games. Players can play this game ventureberg.com/ with live dealers,
إرسال تعليق